1.
Paragraf deduktif merupakan paragraf yang
kalimat utamanya terletak di awal paragraf.
2.
Paragraf induktif merupakan paragraf yang
kalimat utamanya terletak di akhir paragraf.
Berikut contohnya :
Contoh paragraf deduktif :
a.
Kebersihan sangat menjadi masalah di sekolah.
Ini terjadi karena banyak murid-murid yang tidak sadar akan kebersihan. Padahal
“kebersihan adalah sebagian dari iman”.
Contoh paragraf deduktif dari
koran :
a.
KOTA – Jarang ada pasar tradisional yang
menyediakan layanan kesehatan seperti pasar Songgolangit Ponorogo.
Dinamakan pos kesehatan pasar alias poskespas karena ditujukan melayani
pedagang dan pembeli. Tingkat kunjungan pasien mencapai 20 orang perhari
kendati letak poskespas itu terpencil di dekat area parkir. “Letakya nyelempit, kalau orang baru
pasti bingung mencari, ungkap karmini, salah seorang pedagang yang menjadi
pasien setia poskespas Pasar Songgolangit, kemarin (16/8).
b.
Pos kesehatan di pasar itu memang di
khususkan melayani pedagang dan pembeli. Pedagang tidak akan khawatir meninggalkan
dagangannya karena haanya berobat masih di kawasan pasar. Mereka dapat antre
saat sepi pembeli. “kebanyakan periksa gula darah dan rematik, mayoritas
pasiennya berusia tua,” papar Yayuk. (pra/hw)
c.
Ada juga perda penyelenggaraan pendidikan.
Aturan itu juga menggariskan sejumlah kebijakan baru di bidang pendidikan.
Misalnya, alokasi bantuan personal kepada sisiwa SD, SMP, SMA/MK swasta. Dengan
alokasi itu, siswa tidak mampu tidak perlu khawatir memikirkan biaya membeli
seragam, hinnga buku tulis. Sebab, pemkot akan menanggung dalam bentuk barang.
Contoh paragraf induktif :
a.
Maka dari itu saya sangat setuju dengan adanya
kegiatan kerja bakti seminggu sekali. Karena, jika lingkungan hidup bersih maka kita juga akan sehat. Maka dari itu,
kegiatan kerjanbakti sangat penting di lingkungan sekolah.
Contoh paragraf induktif dari
koran :
a.
Padalah DPRD Surabaya sudah memproduksi banyak
perda. Bila dihitung dari awal 2012, jumlah perda yang di sahkan DPRD mencapai
belasan aturan. Namun, sampai kini tak pernak ada proses pengenalan kepada
masyarakat.
b.
Dalam APBD 2012, terungkap dana tersebut mencapai RP 248 juta. Berdasar alokasi
anggaran, sosialisasi sedianya dilakukan terhadap dua ribu orang. Namun,
sampai sekarang dana itu masih utuh
alias tak terpakai sama sekali.